Saturday, June 16, 2012

Bukan pangeran berkuda putih.

Hei kamu yang senyumnya selalu terniang di awang-awang ku. Hey kamu yang suaranya selalu mengaung-ngaung di telinggaku. Hey kamu yang sebenernya lupa siapa aku. Hey kamu yang waktu itu menyuruhku main kerumah mu. Kamu tak pernah tau apa yang telah terjadi sebulan ini, aku pun sebenarnya tidak tau mengapa sampai seperti ini. Waktu itu saat pertama kali melihat tim mu bertanding, tiba-tiba mataku tertuju pada seseorang di dekat gawang. Kiper? Bukan kamu bukan kiper. Dari awal laga hingga akhir mataku tak bisa lepas dari mu, tak bisa lepas dari memerhatikan nama di jersey mu. Namun sampai pertandingan berakhir aku tak kujung tau siapa nama si pemilik jersey itu. Aku tak menyerah, sesampainya di rumah ku buka web browserku, kuselancari dunia maya untuk mencari siapa namamu. Kuselancari satu persatu web mengenai tim mu, tapi tak kunjung ada hasil. Oh ya mengapa tidak kucari di line up pemain, pasti nama mu ada disitu. Ku buka sebuah twitter yang menyebutkan line up pemain sore itu, ya akhirnya aku tau siapa namamu "heradi". Aku tak mau hanya sampai tau siapa namamu aku ingin berkomunikasi denganmu setidaknya didunia yg dapat dijamah semua orang, tapi harus kukerutkan keningku karena aku tidak bisa menemukan dirimu di dunia maya. Sejenak fikiran aneh ku muncul, mungkin kah kamu manusia purba atau pangeran berkuda putih yang tidak mengerti tentang dunia maya?. Beberapa hari setelah itu aku kembali ketempat dimana aku pertama kali melihatmu. Namun sedikit kekecewaan yang kudapat karena kamu tidak bermain hari ini. Kutonton terus pertandingan itu walaupun mataku terus mencari dimana keberadaan mu. Sampai pertandingan berakhir tak kunjung ku lihat kamu dilapangan itu. Senyum kecil tiba-tiba terlihat diwajahku ketika melihatmu berjalan keluar dari tempat itu, yah aku masih terlalu lemah untuk mengejarmu dan ber say hello denganmu. Kubiarkan kaki mu melangkah menjauh dari ku. Tapi tiba-tiba kamu muncul dari arah lain dan aku seperti mendapatkan kekuatan super untuk menghampirimu, meminta foto bersamamu. Setelah kejadian hari itu kamu terus mengganggu semuanya, siklus hidupku berubah drastis karenamu dan kamu tau setiap menit otak ini selalu saja mengirimkan pesan namamu kemataku, ketelingaku, ketanganku, kemulutku, ke mimpiku, bahkan kehatiku. Aku jadi binggung kenapa ini bisa terjadi. Kenapa aku bisa merasakan perasaan seperti ini kepada orang yang belum ku kenal. Kenapa bisa kau merubah segalanya sesingkat ini. Sesingkat aku melihatmu pada pandangan pertama. Kubiarkan perasaan ini mengerogoti ku, mengacaukan segala fikiranku. kulalui hari-hariku dengan namamu yang selalu membayangi. Sore itu aku seperti mendapat sebuah titik cerah saat ku tau kamu bukanlah pangeran berkuda putih yang tidak tau kemajuan zaman. Kamu bukan manusia aneh dari zaman prasejarah. Kamu manusia yang masih mengikuti kemajuan zaman. Senang rasanya mendapat kabar itu, setidaknya ada cara agarku dapat berkomunikasi denganmu. Ku kirimkan sebuah pesan selamat pagi padamu, kemudian kau menelfon ku dan bertanya siapa aku, aku katakan siapa aku dan ternyata saat itu kamu masih mengingatku. Akhirnya kita berbicara tentang banyak hal hari itu. Senang sekali rasanya bisa berbicara denganmu, mendengar suaramu, tawamu, jujur aku tak mau kamu menutup telfonmu saat itu. Sejak hari itu tidak pernah ku lihat namamu di inbox hp ku, hp ku tak pernah berdering dengan namu lagi. Dan lebih menyedihkan seminggu setelah itu saatku memberikan dukungan melalui sms kamu malah menanyakan nomer siapa ini. Ternyata kamu tidak menyimpan nomorku, bahkan kamu tidak mengingat namaku. Sedih sekali rasanya, harusnya dari pertama aku tak seharusnya terlalu bahagia. Tak seharusnya aku terlalu menggantung banyak harapan "fans only fans, no more". Ya semua salahku. Bukan salah mu, bukan kamu, Kamu bukan pangeran berkuda putih.

2 comments: