Friday, June 15, 2012

Teruntuk pangeran abstrak ku yang tak pernah ku lihat lagi.

Di malam ini sebuah tulisan menggingatkan ku tentang dirimu yang waktu itu tiba-tiba saja merasuki fikiran ku. Tulisan ini membawa ku kemasa-masa lalu. Masa-masa labil di bangku SMP. Masih tergambar jelas di ingatanku, tersimpan rapat di memori otak cerita di masa labil itu, saat aku selalu merasa tidak nyaman ketika kau selalu berdiri ditiang dekat kantin ketika ku berjalan dan kemudian kau pergi setelah langkahku mendekatimu. Awalnya aku tidak memperdulikan semua itu. sampai disuatu saat aku mulai merasa ada yang aneh. Ya aneh saat diriku mulai mencari-cari dirimu ketika kamu tidak ada di tiang itu, aku rasa aku mulai mendambakan dirimu ada di tiang itu berdiri menatap ke arahku dan kemuadian pergi, ah itu membuat ku semakin penasaran untuk mencari tahu siapa dirimu. Oh tidak apa mungkin aku telah... Telah mulai tertarik kepadamu? Hari-hari berlalu setelah saat itu, dan kau tau semakin lama aku semakin mendambakanmu. Aku selalu mengamati semua gerak-gerikmu dalam diam, semua hal yang kau lakukan melalui sudut mataku, ya aku lakukan itu karena aku tak inggin ada seorang pun yang menggetahui bahwa aku mencintaimu, begitupun dirimu. Aku selalu menikmati setiap hari-hari yang abstrak karena tinggkah mu. Aku seperti punya guardian sejak kehadiranmu dan seperti punya hidup yang lebih menyenangkan saat itu. Ingatkah kau waktu itu ketika ku berjalan sendiri aku melihat dirimu dari kejauhan seolah memperhatikan ku dan menjaga ku dari jarak pandangmu, tetapi ketika langkahku mulai mendekati mu lagi-lagi kau pergi berjalan didepanku dan sesekali melirik kearahku. Tak hanya itu, aku sangat ingat dulu kau selalu ada disaat ku menunggu anggkutan. Kau selalu duduk manis dengan topi hijaumu diwarung pinggir jalan itu, seolah menjaga ku sampai aku naik kendaraan dan kemudian kau pergi saat itu jua. Oh pangeran abstrak ku, kau sangat penuh misteri, tetapi tatapan matamu terasa begitu melindungi dan itulah yang ku suka darimu. Tapi menggapa saat itu kau tiba-tiba menghilang, menghilang entah kemana. Aku tak dapat melihatmu lagi bersandar di tiang itu. Aku tak dapat melihat mu melindungiku di sudut warung tepi jalan itu. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Pertanyaan itu yang terus ada di fikiranku hingga saat ini. Teruntuk pangeran abstrak ku. Aku masih menunggumu berharap bertemu dirimu di tribun-tribun orange itu. Berharap tatapan mu dapat melindungiku setidaknya di tribun itu.

No comments:

Post a Comment